Jumat, 06 April 2018

On a Rainy Day

Ini adalah ketiga kalinya aku melihat gadis itu duduk di meja paling pojok toko kami. Tiga malam berturut-turut ini ia datang. Dia hanya memesan segelas susu hangat dan sepotong kue, sama seperti dua malam sebelumnya. Aku tak yakin kalau dia ingin memakan pesanannya, karena setelah memesan dia hanya duduk hingga toko kami hampir tutup. Tentu saja aku mengingat wajahnya, karena dua malam sebelumnya aku selalu mengingatkannya kalau toko kami hampir tutup dan dia harus segera keluar dari toko.
Kulihat sesekali ia memandangi telpon genggam yang tergeletak di hadapannya. Kurasa dia menunggu seseorang. Setiap malam dia menunggu hampir selama 4 jam, bagiku itu hal yang luar biasa karena aku sangat tak suka menunggu.
Dia selalu membawa sebuah tas, sepintas aku bisa melihat isinya adalah sebuah kado yang terbungkus rapi. Aku penasaran dengan kelakuannya, tapi tentu saja aku harus menahan diri jika tak ingin disebut lancang.
Malan ini dia terlihat agak gusar. Kulihat dia berkali-kali menggigit bibir bawahnya dan pandangannya tertuju pada jalan di depan toko kami.
Berbeda dengan jalanan di Shinjuku, meskipun sama-sama berada di Tokyo, jalanan di depan toko kami tidak begitu ramai. Pengunjung pun biasanya adalah pengunjung tetap yang merupakan penduduk sekitar toko.
Dari penampilannya, kutebak gadis itu adalah orang asing. Bahasa Jepangnya cukup untuk berkomunikasi ketika dia memesan makanan. Mungkin dia mahasiswi asing dan tinggal di sekitar sini.
Di luar, tetesan ai hujan mulai turun. Sayangnya, sama seperti malam-malam sebelumnya, kami harus menutup toko pada jam 11, mau tidak mau aku terpaksa menghampirinya. Setelah membayar pesanannya, gadis itu segera berlalu, tapi karena hujan turun makin deras ia hanya berdiri di depan pintu. Dia tak membawa payung.
Sebenarnya pada bulan oktober jarang turun hujan di Tokyo, udarapun tidak begitu dingin. Mungkin malam ini alam mendramatisasi perasaan gadis itu melalui rintik air hujan.
Aku menghampirinya dengan sebuah payung di tangan. 「良かったら」ujarku sambil menyerahkan payung. Sesaat dia menatapku. 「ありがとうございます、でも明日はお国に帰りますから。もう来ないです」wajabnya menolak payungku.
Akhirnya kami sedikit berbincang tentang perjalanannya ke Tokyo. 
Ia datang dari Indonesia dua hari yang lalu untuk menepati janjinya pada kenalan yang tinggal di sekitar toko kami. Sayangnya, komunikasi mereka sudah terputus sejak delapan bulan lalu. Ia sudah mencoba menghubungi kenalannya melalu pesan dan telpon, tapi tak ada satupun yang mendapat jawaban.
Jika itu aku, kukira aku tak akan menyia-nyiakan kedatanganku ke luar negeri hanya untuk menunggu orang yang tidak menginginkan kedatanganku. Oh, kenalannya adalah seorang pria. Aku bisa melihat binar di matanya ketika ia bercerita tentang orang yang ingin ditemuinya. Benar kata pepatah, bahwa ada tiga hal yang tidak bisa disembunyikan; batuk, kemiskinan dan cinta.
Hampir satu jam ia berdiri menunggu hujan (atau pria yang tak pasti akan datang menemuinya )yang tak kunjung reda. Kulihat akhirnya dia berlari menuju ke arah stasiun.
***
Keesokan harinya, tanpa sadar aku melihat meja yang biasa ditempati gadis itu ketika datang ke toko kami. Sepasang muda-mudi duduk di sana. Mereka tengah asyik berbincang, sesekali terlihat wajah si gadis bersemu mendengar ucapan si pria. Pemandangan yang kontras dengan malam-malam sebelumnya.
「いらっしゃいませ」ujarku menyambut tamu yang baru saja datang. Ah, ternyata dia. Dia adalah pelanggan setia toko kami, dia datang hampir setiap hari. Hanya ketika dia sedang bepergian ke luar negeri saja dia absen. 「最近また外国に行きましたか?」tanyaku sambil menunggunya menyebutkan pesanannya 「あれ、旅行は先週でしたね」ujarku ketika tiba-tiba ingat kalau dia baru saja kembali dari kota favoritnya, Paris. Ah, aku sedikit tahu tentang tamu kami yang satu ini karena terkadang kami berbincang sebelum dia memesan makanan. Dia mengangguk dan menyebutkan pesanannya.
Jam sudah menunjukan pukul 11 malam, ini saatnya aku berbenah lalu pulang. Ketika membereskan meja yang biasa ditempati gadis itu, entah mengapa aku jadi sentimental. Aku teringat dengan apa yang disampaikannya. 「あの人は旅行が大好きです、パリによく行きます」ujarnya sambil tersenyum. Ah, perjalanan, Paris, kurasa aku cukup familiar dengan dua kata itu.
「ユウ、早くしなさいよ!今夜早く帰るから」ujar bosku membuyarkan lamunanku.
*** 

良かったら : jika anda tidak keberatan
ありがとうございます、でも明日はお国に帰りますから。
もう来ないです : terima kasih, tapi besok aku akan kembali kenegaraku. Aku tak akan datang lagi kemari.
いらっしゃいませ : selamat datang-biasa diucapkan oleh penjaga/pelayan toko untuk menyambut pengunjung yang datang.
最近また外国に行きましたか? : apakah belakangan ini anda melakukan perjalanan ke luar negeri lagi?
あれ、旅行は先週でしたね : eh, perjalanan anda baru saja selesai minggu lalu, ya!
あの人は旅行が大好きです、パリによく行きます : orang (yang ingin kutemui) sangat menyukai perjalanan, dia sering pergi ke Paris.
ユウ、早くしなさいよ!今夜早く帰るから : Yu, segera selesaikan pekerjaanmu\ karena malam ini aku ingin segera pulang.

Jakarta, 06 April 2018