Selasa, 12 Juli 2016

Dilatasi Mimpi

Mimpi ini seolah menjadi sebuah kisah
Datang lagi dan lagi, tersusun rapi dalam rangkaian paragraf bernama tidur
Bahkan setelah aku tau
Bahwa aku tidaklah diinginkan

Tak terhitung jumlah hari yang terlampaui
Terkadang senyum, tawa, canda
Tapi tak jarang pula air mata dan amarah

Kenapa aku?
Kenapa harus selama ini?
Aku tak berniat membuat sebuah dongeng menyedihkan untuk anak dan cucuku

Tak pernah ada awal
Hanya ada akhir

Kenapa aku?
Kenapa harus selama ini?
Aku tak berniat hidup dalam pekatnya malam

Ha... akalku sama sekali tak berfungsi
Aku tahu dia tak tahu
Aku paham betul dia tak peduli
Aku mengerti dia takkan mengingat namaku

Tapi...
Kenapa aku?
Kenapa harus selama ini?
Adakah Kau bisa membantuku?