Mimpi ini seolah menjadi sebuah kisah
Datang lagi dan lagi, tersusun rapi dalam rangkaian paragraf bernama tidur
Bahkan setelah aku tau
Bahwa aku tidaklah diinginkan
Tak terhitung jumlah hari yang terlampaui
Terkadang senyum, tawa, canda
Tapi tak jarang pula air mata dan amarah
Kenapa aku?
Kenapa harus selama ini?
Aku tak berniat membuat sebuah dongeng menyedihkan untuk anak dan cucuku
Tak pernah ada awal
Hanya ada akhir
Kenapa aku?
Kenapa harus selama ini?
Aku tak berniat hidup dalam pekatnya malam
Ha... akalku sama sekali tak berfungsi
Aku tahu dia tak tahu
Aku paham betul dia tak peduli
Aku mengerti dia takkan mengingat namaku
Tapi...
Kenapa aku?
Kenapa harus selama ini?
Adakah Kau bisa membantuku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar