Senin, 03 Agustus 2015

Jalan-jalan Arsitektur, Babakan Setu; Mengenal Arsitektur Betawi

Hari minggu kemarin saya mengikuti salah satu rangkaian acara Design Week yang diadakan oleh IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), yaitu Jalan-jalan Arsitektur Betawi. Kali ini tempat yang saya kunjungi adalah Babakan Setu yang berlokasi di Situ Babakan, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia 12630. Untuk bisa sampai di lokasi, kita bisa menaiki Metromini 616 Jurusan Blok M-Pasar Minggu atau dengan angkutan bernomor 128 dari Terminal Depok. Tapi karena kegiatan rombongan, dari Statsiun Lenteng Agung kami melanjutkan perjalanan dengan bus pariwisata.

Setu Babakan merupakan sebuah Kampung Betawi yang didirikan oleh Pemerintah DKI Jakarta yang bertujuan sebagai wahana edukasi dan juga rekreasi bagi masyarakat. Disana kita dapat menyaksikan miniatur perkampungan Betawi, mulai dari berbagai kesenian sampai wisata kuliner khas Betawi. Namun karena tema jalan-jalan kali ini berkaitan dengan arsitektur, maka saya hanya akan bercerita tentang sedikit tentang Arsitektur Betawi (lho kok sedikit? karena saya belum pernah mempelajari tentang arsitektur betawi secara khusus, saya hanya memperoleh beberapa informasi dari kegiatan kemarin).



Arsitektur Betawi
Berbicara mengenai Arsitektur Betawi, maka tidak terlepas dari masyarakat Betawi sendiri. Betawi pada dasarnya terbentuk dari percampuran antara Arab, Cina dan Eropa. Maka secara otomatis fisik dan filosofi Arsitektur Betawi terpengaruhi oleh Arsitektur Arab, Cina dan Eropa.

Rumah Betawi
Secara keseluruhan rumah-rumah Betawi berstruktur rangka kayu, beralaskan tanah dengan lantai tegel ataupun semen. Berdasarkan bentuk dan struktur atapnya, rumah tradisional Betawi dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu potongan gudang, potongan joglo (limasan) dan potongan bapang atau kebaya.Masing-masing bentuk atap berkaitan erat dengan pembagian denahnya.



Setu Babakan
Sebagai salah satu alternatif tempat rekreasi dan edukasi, Setu Babakan memiliki beberapa fasilitas yang merepresentasikan sosial dan budaya Betawi. Dalam satu kawasan terdapat rumah tradisional, ampliteater (sebagai tempat pertunjukan seni Betawi), restoran bahkan museum.






















Proses pembangunan kawasan sempat terhenti dan berlanjut lagi saat ini. Sehingga untuk beberapa fasilitas seperti museum masih belum dioperasikan.

Sebagai salah satu kawasan yang mengusung tema pelestarian budaya, saya harap Setu Babakan bisa terus berkembang dengan berbagai kegiatan positif dari masyarakat Betawi tentunya didukung dengan infrastruktur yang semakin baik :)

Bonus picture :-P


(Cr: Panitia Jalan-jalan Arsitektur)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar